Jadi ORANG BAIK aja NGGAK CUKUP..

“Jon, di desa kita ada warung jual miras. Ayo kita tindak!” “Nggak usah. Yang penting jadi orang baik.” Sebulan kemudian. “Jon, para pemuda mulai suka mabuk- mabukan di warung itu. Ayo kita tindak sebelum terlambat!” “Buat apa? Lha wong mereka juga nggak ganggu kita, kok.” Sebulan lagi berlalu. “Jon, sekarang warung itu dibangun tambah megah. Nggak cuma jual miras, sudah ada pelacurnya juga. Setengah penduduk desa sudah jadi pelanggan. Kalau kita tidak menindak sekarang, besok-besok kita nggak akan punya kekuatan lagi.” “Urus diri sendiri dulu, nggak usah ngurusin orang lain.” Setahun kemudian. “Jon, desa kita sudah jadi pusat maksiat. Masjid mau dirobohkan. Kamu, sebagai ta’mirnya, juga akan diusir.” “Lho, lho. Kok gitu? Ya jangan gitu, dong. Ayo kita lawan mereka!” “Sudah terlambat, Jon. Kita sudah jadi minoritas. Dulu saat mereka dengan getol menanamkan ideologi dan memperluas kekuasaan, kita cuma sekedar jadi orang baik. Ternyata itu tidak cukup.” -Fiksi Opik Oman-

Yes I do, Michael.

Re-share from ISO Group :

7 Keberanian yang Kamu Perlukan
(tanpa melibatkan bambu runcing)

Masih dalam semangat Sumpah Pemuda minggu lalu, Urbanhire ingin mengulas sedikit tentang apa artinya keberanian di jaman sekarang yang relevan dengan kehidupan keseharian kita di kantor.

——————–

Pagi itu saya makan pagi di Hotel Mulia bersama seorang konsultan dari Amerika yang sangat concern kepada pengembangan talent di Indonesia.

Sebut saja namanya Michael (bukan nama sebenarnya). Michael adalah seorang konsultan internasional yang pernah lama tinggal di Jerman, Perancis, China dan Singapore. Michael juga sudah lama mempelajari karakteristik talent yang berbeda-beda dari berbagai negara di Asia termasuk Indonesia.

Tiba-tiba Michael bertanya, “What is the meaning of the 2 colors in your national flag?” (Apa arti dari 2 warna dalam bendera kebangsaan kamu?)

Dan saya pun menjelaskan bahwa Merah berarti “berani” dan Putih berarti “suci“.

Pada saat mendengarkan kata “berani” atau “courage“, Michael agak terkejut dan menginterupsi saya, “Excuse me… Are you sure it is courage?” (Maaf, apakah kamu yakin itu artinya berani?)
Saya bilang “Yes.”

Michael bertanya lagi, “Are you sure that courage is one of the characters of the Indonesian?”
(Apakah kamu yakin bahwa keberanian adalah karakter bangsa Indonesia?).
Saya sebenarnya agak tersinggung mendengarkan pertanyaan ini, dan dalam hati saya bertanya maksud loe apa sih?

Tetapi masih dengan tersenyum (hambar) saya menerangkan dengan sabar. Bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa pemberani dan saya terangkan bagaimana heroiknya bangsa kita pada saat berperang melawan penjajah hanya dengan bermodalkan bambu runcing sementara penjajah kita mempunyai senjata yang lengkap dan modern.

“You have to admit, our people were extremely courageous…” (Kamu harus akui bahwa bangsa kami sangatlah berani.)

Michael mengangguk setuju. Kemudian dia bertanya, “When was it?” (Kapankah ini?)

Saya menjawab bahwa jaman perjuangan melawan penjajah itu kita lakukan sejak beratus-ratus tahun sampai akhirnya kita memperoleh kemerdekaan kita pada tahun 1945.

Michael tersenyum, “So it was more than 70 years ago.” (Jadi, ini lebih dari 70 tahun yang lalu.)

Kemudian Michael bertanya lagi…

“Pambudi, kamu pernah bekerja di 7 negara. Kamu pernah bepergian  ke 45 negara. Kamu bahkan pernah menjadi Head of Talent Development di Singapura, China dan Jerman…., apakah memang menurut kamu talent-talent di Indonesia paling pemberani dalam hal….
– bertanya di meeting
– mengemukakan pendapat
– men-challenge bosnya sendiri
– menawarkan solusi …?

Apakah sebagian besar talent-talent dari Indonesia melakukan hal hal di atas itu?
Ataukah talent-talent dari Indonesia lebih banyak duduk di pojok dan berdiam diri dan membiarkan peserta yang lain menyampaikan pendapatnya?

Saya pun termenung. Dan pembicaraan pagi itu menghantui pikiran saya beberapa hari sambil memikirkan pertanyaan Michael.

Bener juga ya….
Ternyata sebagian besar talent-talent Indonesia kurang assertive (tegas), kurang percaya diri dan kurang mampu mengartikulasikan komunikasi mereka (dan biasanya mereka maju pesat dalam kariernya).
Memang ada beberapa yang sudah percaya diri, tapi sebagian besar masih masuk kategori “kurang pemberani“.

Padahal dalam dunia bisnis global sekarang, Anda tidak hanya dituntut untuk menjadi kompeten.

Competence alone will not bring you far away.

Untuk mengembangkan karier Anda dituntut untuk juga mempunyai:
– Confidence (percaya diri), dan
– Communication skills
(mampu berkomunikasi dengan efektif)

Terus bagaimana dong ?

Sudah waktunya mengganti mindset dan keluar dari paradigma lama seperti ini:
– Tong kosong nyaring bunyinya (sekarang kita cari Tong berisi yang nyaring bunyinya)
– Diam itu emas … (mungkin, tapi harga emas sudah turun..Jadi diam itu emas, bicara dengan baik itu berlian)
– Padi makin tua makin merunduk (memangnya sakit pinggang, jadilah padi yang berisi dan berdiri tegak)
– Air beriak tanda tak dalam …

Lihat betapa banyaknya peribahasa yang menyuruh kita diam seribu bahasa.

But the world has changed..
Dunia sudah berganti.
The paradigm has to be changed also.

Ingat, yang paling sukses bukannya yang paling pintar atau yang paling kuat, tapi yang paling mampu menyesuaikan diri dengan perbedaan.

So….mari kita tampil beda. Mari kita tampil berani.

Speak up! Share what you think! Propose your solutions!

If you dont speak up, nobody will know how smart you are.
And if they don’t know that you are smart, don’t blame them if they think you are stupid!
Anda bertanggung jawab untuk membentuk persepsi tentang diri Anda sendiri.

Terus keberanian apa dong yang kita butuhkan di tempat kita bekerja …
‘Kan ini juga bukan jamannya lagi untuk mengangkat bambu runcing dan maju ke medan perang.
Kita harus berjuang, tetapi dengan cara lain. Kita tetap harus berani!

Baca juga:  4 Cara Hadapi Intrik Politik Kantor

Berdasarkan pengamatan saya pada high potential talents yang sekarang menempati posisi puncak. Ini adalah keberanian yang mereka miliki:

1. Dare to ask question

Mereka berani bertanya.
Karena mereka peduli. Mereka ingin mengerti permasalahannya dan ingin membantu memberikan solusi meskipun itu di luar tanggung jawab mereka.
That’s professionalism.
Bukan hanya duduk termenung di pojok ruang meeting.

2. Dare to challenge

Pada saat seseorang menyampaikan solusi atau presentasi, mereka berani men-challenge.
Is it the best way to do things?
Is it the best way to achieve the objectives?
Mereka berani men-challenge anak buah mereka, men-challenge rekan sejawat mereka, bahkan mereka berani men-challenge boss mereka.
(Mereka mampu men-challenge dengan cara yang sopan dan profesional).
Mereka tidak takut dinilai negatif (karena men-challenge), karena mereka tahu bahwa tujuan mereka itu baik  (untuk membuat situasi menjadi lebih baik).

3. Dare to propose a solution

Banyak orang yang bisa mengkritik, tapi jarang yang bisa memberikan solusi.
Padahal sebenarnya bisnis tidak memerlukan kritik. At the end of the day, bisnis membutuhkan solusi.
Kalau satu-satunya yang Anda bisa berikan adalah mengkritik, mungkin lebih baik Anda diam.
Siapapun akan lebih suka orang yang menawarkan solusi dengan positif daripada hanya sekedar mengkritik. Think from that angle, before you open your mouth.

4. Dare to implement

Setelah Anda memikirkan solusi, Anda juga harus berani mengimplementasikan Take ownership.
Take charge of the implementation! Jangan hanya ngomong banyak waktu brainstorming, tapi menghilang waktu diimplementasikan.

5. Dare to receive feedback

Setelah Anda mengimplementasikan, be open minded. Terbukalah dengan kritik.
Terimalah feedback sebagai masukan untuk improve situation.
Don’t take it personally. Don’t deny. Don’t be defensive.
Just listen, understand, filter, select and implement the ones that create significantimprovement.

6. Dare to put team’s interest first

Remember, a good professional put the team’s interest before his own.
Ada pepatah Afrika.

If you want to go fast, go by yourself.
If you want to go far, go with others.

Performance Anda sangat tergantung dari performance team Anda.
Be a sport, learn to play in a team. It is  more fun and your career will progress accordingly.

7. Dare to learn everyday

Last but not least, learn new things everyday.
Dunia berubah,  bisnis Anda berubah, peta kompetisi berubah , perilaku konsumen Anda berubah.
Belajarlah, amatilah dan beradaptasilah!

Jadi ingat ya… untuk perform well dan maju dalam berkarir, Anda harus memiliki 7 keberanian ini….

1. Dare to ask question
2. Dare to challenge
3. Dare to propose a solution
4. Dare to implement
5. Dare to receive feedback
6. Dare to put team’s interest first
7. Dare to learn everyday

Kita coba yuk…

Dan mari kita tunjukkan bahwa kita adalah bangsa yang pemberani, dulu (di jaman perang melawan penjajah) dan juga di masa sekarang dan di masa depan (di era kompetisi global).

We were couragous, and lets show that we are (and we will always be) couragous!

Ini akan mempercepat pengembangan talent-talent Indonesia untuk terus menerus tampil di pentas global.

———————— – with Chayszar and Chayszar

View on Path

Dari silaturahmi inilah, terbentuk grup (ibu-ibu 😂) “CAAIP Family – Bekasi”.

Yang sudah terdaftar mulai dari Batch 22 s/d Batch 52.

Alhamdulillah 😊
Semoga silaturahim tetap terjalin.

(Semoga juga terbentuk grup Nn/Ny CAAIP Family secara menyeluruh) 😅😍 – with Ardi, Wely, Nilla, P49ksi, aditya, Chayszar, Ebit, Jipaoe, Sadana , Ridwan, gilank, aziz, Rizta, and Chayszar

View on Path

WINDAH

‘Windah’
Social project
Kotak Masuk[Imap]/Sent

chayszarwisnu@gmail.com
kepada saya
27 Okt 2015Detail
Manajemen Fixed Garage store
Segala yang berkaitan dengan Fixed Garage store masih di dalam kuasa WINDAH Project

Apa itu WIN-DAH Project ?

Mari saya jelaskan
WINDAH Project
Winner, to make Indonesia back to shine
Independen, not to heading to the west
Nationality, Indonesia is My country
Doing as your capabilty
Accelerator for young generation Indonesia
Have solidarity, creativity, and awareness

Karena ini berstatus Project jadi keuntungan tidak diutamakan, terpenting adalah pelaku bisnis, pelanggan, dan lingkungan menjadi nyaman untuk maju dalam segi ekonomi.

Dan di Project ini, kita akan bersama-sama belajar dan perlahan menjadi sosial entrepreneur: dimana ada 3 hal pokok yang wajib Anda punya, yaitu:
1. Panggilan hati. Untuk membantu sesama rela berkorban dan solidaritas yg tinggi
2. Jiwa kreatif dan inovatif. Semua idenya harus realistis dan membumi, sehingga bisa memecahkan masalah walau tanggung jawab sosial membebani.
3. Mampu menjadikan permasalahan yg terjadi di tengah masyarakat (rintangan dan halangan) sebagai peluang untuk mencari terobosan. Maka dari itu dibutuhkan pribadi yg mumpuni, tahan banting, tak mudah menyerah dan keras dalam bekerja.

Berikut strategi bisnis dari Fixed Garage store:

ATTACK
1. Promosi
2. Terobosan produk
3. Event
4. Kerjasama
5. Dll masih dalam bentuk sharing dari yg berkompeten dalam memperkenalkan bisnis ini.

DEFEND
1. Legal / Berbadan Hukum (dalam bentuk CV)
2. Mendaftarkan merek dagang ke Pemerintah agar hak cipta tidak di curi
3. Keuntungan digunakan untuk menggerakkan roda bisnis, sementara waktu
4. Dll masih dalam bentuk sharing dengan ahli hukum.

Agreement untuk Joiner Work
1. Loyalitas yang tinggi
2. Dalam tahap merintis, bekerja dalam bentuk sukarela
3. Setelah bisnis berdiri  kokoh, dan mulai berlari, mulai diberikan komisi, Promosi, dan tak menutup kemungkinan kemudahan lainnya seperti gaji.
4. Bekerja dengan sistem keluarga, dan kesadaran untuk bekerja
5. Dll Dalam tahap sharing

Masih dibutuhkan keahlian dalam bidangnya.
Seperti:
1. Teknikal pembentukan produk
    – ahli dalam pengelasan
    – ahli dalam pengecatan
    –         ~        Bahan produk
    –         ~        Kalkulasi desain yg tepat
    –         ~        Desain grafis

2. Promosi
    – desain grafis
    – ahli It
    – ahli dalam bidang Event organiser (indah Irayani)

3. Keuangan dan pajak
    – akuntan & pajak

4. Sekuriti
     – ahli hukum

5. Tim kreatif